- Judul : Analisis Framing Representasi Budaya Jepang ditinjau dari Video Klip JKT48.
- Teks : Video Klip JKT48.
- Wacana : Budaya Jepang apa saja yang ditampilkan oleh JKT48 didalam video klip mereka.
- Batasan :Video Klip Kokoro No Placard JKT48
- Analisis Singkat
JKT48 merupakan sister group pertama di luar Jepang dari sebuah Idol Group tersukses di Jepang yang bernama AKB48. AKB48 sendiri adalah sebuah proyek yang digagas oleh Yasushi Akimoto yang juga menjadi produser dari AKB48. Dengan suksesnya AKB48 di Jepang pada umumnya dan di Akihabara, Tokyo pada khususnya, Akimoto berusaha membuat projek AKB48 menjadi lebih besar dengan membentuk sebuah sister group dari AKB48 di daerah lain di Jepang dan di luar Jepang. Sister Group ini adalah SKE48 di Nagoya, NMB48 di Namba, HKT48 di Hakata, dan SDN48 di Tokyo yang dikhususkan untuk penonton dewasa. Selain di Indonesia, sister group AKB48 yang berada di luar Jepang adalah SNH48 yang berbasis di Shanghai, China.
Kemunculan JKT48 di Industri hiburan di Indonesia berawal dari Akimoto, yang melihat adanya basis fans 48family yang cukup besar di Indonesia. Selain itu, Indonesia juga merupakan pasar yang potensial untuk menjual hasil produk budaya Jepang seperti, Anime dan Manga. Dengan melihat hal-hal tersebut, Akimoto optimis bahwa dengan membawa konsep idol group AKB48 ke dalam industri hiburan Indonesia, JKT48 akan membuahkan kesuksesan dalam ranah bisnis musik di Indonesia. Dalam upayanya membentuk JKT48 di Indonesia, Akimoto membangun sebuah kerjasama bisnis dengan perusahaan Indonesia, PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC Media) perusahaan yang bergerak di bidang media penyiaran, media cetak, radio, telekomunikasi, pelayanan finasial, agensi dan online shopping.
JKT48 adalah bentuk dari Transnasionalisasi yang dilakukan AKB48 di Indonesia. Transnasionalisasi yang dilakukan oleh sebuah group musik Jepang di Indonesia adalah hal baru yang pertama terjadi dalam industri hiburan di Indonesia. Munculnya JKT48 yang konsepnya dibawa dari Jepang merupakan fenomena globalisasi budaya Jepang di Indonesia. Di JKT48 terjadi sebuah homogenisasi budaya Jepang mulai dari konsep, penampilan, kostum, lirik hingga sistem penjualan produk. Dalam fenomena ini juga terjadi penyesuaian budaya Jepang agar bisa berjalan searah dengan budaya Indonesia agar tujuan dari JKT48 bisa tercapai. Tujuan dari JKT48 adalah menciptakan tempat bagi para perempuan Indonesia untuk mewujudkan impian mereka. Bersama para penggemar, JKT48 ingin membuat satu-satunya “Idola Orisinil Indonesia“.
Terdapat beberapa pembenaran terkait dengan representasi budaya Jepang yang dibawakan oleh JKT48. Terutama jika ditinjau dari salah satu video klip mereka yaitu Papan Penanda Isi Hati (Kokoro No Placard). Adapun beberapa pembenaran itu adalah,
Gambar diatas merupakan salah satu gerakan dari video klip Papan Penanda Isi Hati, jika dilihat para member atau personil JKT48 ada yang menggunakan kostum khusus. Kostum yang berwarna kuning dan hijau yang dipakai disebut Ishou yang sebenarnya merupakan satu jenis seragam yang mewakili lagu yang dinyanyikan. Ishou adalah sesuatu yang wajib dikenakan oleh para penampil di Jepang. Adapaun dibelakang para member pengguna Ishou, terdapat pakaian yang biasa disebut dengan nama Seifuku. Seifuku adalah pakaian atau seragam sekolah yang digunakan oleh masyrakat Jepang. Jadi gambar dalam video ini juga membenarkan adanya budaya Jepang yang dibawakan oleh JKT48. Kemudian yang terprenting adalah Ishou dan Seifuku ini dibawakan dan oleh member-member yang berasal dari Indonesia, dan kemudian diikuti oleh para fans yang berada dibelakang mereka. Ini seolah menandakan bahwa budaya yang dibawa oleh JKT48 dapat diikuti dan diterima oleh masyrakat Indonesia, terutama karena budaya itu sendiri bersifat menghibur.
Kemudian disusul dengan pembenaran selanjutnya. Digambar ini yang juga merupakan bagian dari video klip “Papan Penanda Isi Hati”, terdapat seorang anak kecil yang membawa tulisan Mau Jadi Member JKT48. Disini terjadi pembenaran serupa, yaitu peran anak kecil disitu menggambarkan bahwa jika ingin menjadi member dari Idol Group yang disini diwakilkan oleh JKT48, harus dari kecil. Hal ini karena konsep dari Idol Group yang berasal dari Jepang ini adalah “Tumbuh dan berkembang bersama fans”, jadi jika ingin menjadi seperti member JKT48 harus mengikuti aturan dari Jepang, yaitu sejak dini atau masih kecil. Terlebih dengan adanya anak kecil ini menunjukan bahwa Yasushi Akimoto yang membawakan konsep Idol Group dari Jepang ini menekankan bahwa setiap masyrakat Indonesia berhak bergabung dengan JKT48, dan menjadi seorang Idol di Indonesia.
Pembenaran itu juga didukung dengan hadirnya anak kecil yang menggunakan Seifuku dari Jepang, dan ikut menari didalam video klip ini. Dalam gambar ini seolah juga menunjukan bahwa sebenarnya budaya yang ditampilkan atau dibawa oleh JKT48 yang notabene merupakan SisterGroup dari AKB48 yang berasal dari Jepang, dapat diterima oleh masyrakat Indonesia secara umum. Bahkan seorang anak kecil sekalipun.
Pembenaran selanjutnya adalah, dengan hadirnya member yang berasal dari Jepang dalam video klip ini, yaitu Haruka Nakagawa. Hadirnya member AKB48 yang berasal dari Jepang ini, mempertegas bahwa didalam video klip ini terjadi perpaduan antara budaya Jepang terhadap Indonesia. Hal itu juga didukung dengan penampilan Haruka yang ceria, ini menandakan bahwa JKT48 sebagai Idol Group yang dibawa dari Jepang, bersifat membawa keceriaan keseluruh masyrakat Indonesia.
Terlebih terdapat sebuah gambar, yang juga merupakan bagian dari video klip ini yang menuliskan “Aku Ingin belajar Bahasa Jepang”. Ini merupakan pembenaran bahwa didalam video klip JKT48 ini benar-benar ada unsur-unsur yang berbau Jepang. Baik member yang juga kebetulan berasal dari Jepang, yang digambar ini menggunakan Ishou.
Dari video klip Papan Penanda Isi Hati (Kokoro No Placard) ini, terlihat bahwa sebenarnya terdapat banyak unsur-unsur budaya Jepang yang kemudian dituangkan dan dikemas kedalam bentuk Indonesia. Kedalam bentuk Indonesia disini berarti, kemasan dari video ini yang disesuaikan dengan masyrakat Indonesia. Hal ini juga mungkin terjadi karena JKT48 sendiri merupakan SisterGroup langsung, atau yang diakui oleh AKB48 yang juga berasal dari Jepang. Yang kemudian hal itu juga menandakan bahwa Budaya Jepang disini, telah dan akan diterima oleh masyrakat Indonesia melalui JKT48, yang merupakan bentuk transasional dari AKB48.
- Teks : Video Klip JKT48.
- Wacana : Budaya Jepang apa saja yang ditampilkan oleh JKT48 didalam video klip mereka.
- Batasan :Video Klip Kokoro No Placard JKT48
- Analisis Singkat
JKT48 merupakan sister group pertama di luar Jepang dari sebuah Idol Group tersukses di Jepang yang bernama AKB48. AKB48 sendiri adalah sebuah proyek yang digagas oleh Yasushi Akimoto yang juga menjadi produser dari AKB48. Dengan suksesnya AKB48 di Jepang pada umumnya dan di Akihabara, Tokyo pada khususnya, Akimoto berusaha membuat projek AKB48 menjadi lebih besar dengan membentuk sebuah sister group dari AKB48 di daerah lain di Jepang dan di luar Jepang. Sister Group ini adalah SKE48 di Nagoya, NMB48 di Namba, HKT48 di Hakata, dan SDN48 di Tokyo yang dikhususkan untuk penonton dewasa. Selain di Indonesia, sister group AKB48 yang berada di luar Jepang adalah SNH48 yang berbasis di Shanghai, China.
Kemunculan JKT48 di Industri hiburan di Indonesia berawal dari Akimoto, yang melihat adanya basis fans 48family yang cukup besar di Indonesia. Selain itu, Indonesia juga merupakan pasar yang potensial untuk menjual hasil produk budaya Jepang seperti, Anime dan Manga. Dengan melihat hal-hal tersebut, Akimoto optimis bahwa dengan membawa konsep idol group AKB48 ke dalam industri hiburan Indonesia, JKT48 akan membuahkan kesuksesan dalam ranah bisnis musik di Indonesia. Dalam upayanya membentuk JKT48 di Indonesia, Akimoto membangun sebuah kerjasama bisnis dengan perusahaan Indonesia, PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC Media) perusahaan yang bergerak di bidang media penyiaran, media cetak, radio, telekomunikasi, pelayanan finasial, agensi dan online shopping.
JKT48 adalah bentuk dari Transnasionalisasi yang dilakukan AKB48 di Indonesia. Transnasionalisasi yang dilakukan oleh sebuah group musik Jepang di Indonesia adalah hal baru yang pertama terjadi dalam industri hiburan di Indonesia. Munculnya JKT48 yang konsepnya dibawa dari Jepang merupakan fenomena globalisasi budaya Jepang di Indonesia. Di JKT48 terjadi sebuah homogenisasi budaya Jepang mulai dari konsep, penampilan, kostum, lirik hingga sistem penjualan produk. Dalam fenomena ini juga terjadi penyesuaian budaya Jepang agar bisa berjalan searah dengan budaya Indonesia agar tujuan dari JKT48 bisa tercapai. Tujuan dari JKT48 adalah menciptakan tempat bagi para perempuan Indonesia untuk mewujudkan impian mereka. Bersama para penggemar, JKT48 ingin membuat satu-satunya “Idola Orisinil Indonesia“.
Terdapat beberapa pembenaran terkait dengan representasi budaya Jepang yang dibawakan oleh JKT48. Terutama jika ditinjau dari salah satu video klip mereka yaitu Papan Penanda Isi Hati (Kokoro No Placard). Adapun beberapa pembenaran itu adalah,
Pembenaran itu juga didukung dengan hadirnya anak kecil yang menggunakan Seifuku dari Jepang, dan ikut menari didalam video klip ini. Dalam gambar ini seolah juga menunjukan bahwa sebenarnya budaya yang ditampilkan atau dibawa oleh JKT48 yang notabene merupakan SisterGroup dari AKB48 yang berasal dari Jepang, dapat diterima oleh masyrakat Indonesia secara umum. Bahkan seorang anak kecil sekalipun.
Pembenaran selanjutnya adalah, dengan hadirnya member yang berasal dari Jepang dalam video klip ini, yaitu Haruka Nakagawa. Hadirnya member AKB48 yang berasal dari Jepang ini, mempertegas bahwa didalam video klip ini terjadi perpaduan antara budaya Jepang terhadap Indonesia. Hal itu juga didukung dengan penampilan Haruka yang ceria, ini menandakan bahwa JKT48 sebagai Idol Group yang dibawa dari Jepang, bersifat membawa keceriaan keseluruh masyrakat Indonesia.
Terlebih terdapat sebuah gambar, yang juga merupakan bagian dari video klip ini yang menuliskan “Aku Ingin belajar Bahasa Jepang”. Ini merupakan pembenaran bahwa didalam video klip JKT48 ini benar-benar ada unsur-unsur yang berbau Jepang. Baik member yang juga kebetulan berasal dari Jepang, yang digambar ini menggunakan Ishou.
Dari video klip Papan Penanda Isi Hati (Kokoro No Placard) ini, terlihat bahwa sebenarnya terdapat banyak unsur-unsur budaya Jepang yang kemudian dituangkan dan dikemas kedalam bentuk Indonesia. Kedalam bentuk Indonesia disini berarti, kemasan dari video ini yang disesuaikan dengan masyrakat Indonesia. Hal ini juga mungkin terjadi karena JKT48 sendiri merupakan SisterGroup langsung, atau yang diakui oleh AKB48 yang juga berasal dari Jepang. Yang kemudian hal itu juga menandakan bahwa Budaya Jepang disini, telah dan akan diterima oleh masyrakat Indonesia melalui JKT48, yang merupakan bentuk transasional dari AKB48.
0 Response to "ANALISIS ISI DAN TEKS MEDIA VIDEO KLIP JKT 48"
Post a Comment